Blog Advertising
Senin, 16 Juni 2008
kultur jambi kian mundur.....
Let’s dance, Jambee...!!!
PERKEMBANGAN dunia populer memang tak pernah mampu terbendungkan. Salah satu indikasi untuk sekedar dapat menandai zaman serba bergejolak itu adalah dengan membaca gejala fenomena budaya. Khususnya budayanya kaum remaja.


Budaya populer di era ini jelas teramat beda dinamikanya dengan era-era sebelumnya. Di tanah air yang tengah ditandai dengan zaman reformasi ini, sebuah zaman dengan berbagai keterbukaannya termasuk keterbukaan dalam mengadopsi budaya luar tengah menjangkit begitu hebatnya. Akibatnya norma-norma dan nilai-nilai ketimuran yang selama ini terkenal dengan kensatunannya kini semakin bias dan nisbi keberadaannya.

Lihat saja para remaja tanah air ini sekarang, tak usahlah pergi kota-kota metropolitan seperti Jakarta untuk sekedar dapat menandainya, cukup dengan melihat dinamika kehidupan budaya remaja di Kota Beradat Jambi berjuluk Tanah Pilih Pseko Batuah ini saja, semua sudah bisa terbaca.
Salah satu wujud telah suksesnya invasi budaya barat ke generasi muda tanah air saat ini adalah kegandrungan, kegemaran atau hobi para anak muda baru pecah bulu itu sendiri. Tinggal di Jambi (Indonesia) saat ini rasanya tak beda dengan tinggal di Hollywood Amerika saja.

Pasalnya, dewasa ini hampir semua produk budaya yang terlahir dari negeri Paman Sam itu, secara cepat kini sudah langsung diadopsi oleh generasi sini. Semua bidang kegemaran, kini tak satupun lagi yang terbebas dan terlepas dari bentuk dan pengaruh budaya barat yang di zaman Soekarno dulu teramat diharamkan dan di zaman Soeharto disensor teramat ketat itu.

Baik dibidang seni, olahraga, gaya hidup dan lain sebagainya, semua sudah berbau ke haollywood-hollywood-an. Anehnya meski semua mendobrak dan melabrak budaya sendiri, tetap saja itu diadopsi.
Lihat saja kaum remaja putri di negeri ini. Kini mereka tidak saja sekedar bernyanyi, mereka juga sudah melangkah ke luar batas norma-norma yang dulu ditabukan. Mereka tidak lagi sekedar menari kan tarian etnik negeri yang terkenal bernilai luhur dan penuh budi. Mereka kini juga menarikan apa yang ditarikan para gadis barat.

‘Let’s dance, (babees)...’ Begitu nama salah satu acara yang mengakomodir ekpresi para remaja dalam menarikan tari moderen (modern dance) yang disiarkan salah satu saluran televisi swasta. Di ajang yang bernada provokasi budaya populer ini tidak saja diikuti oleh komunitas dance remaja putra Jambi. Remaja putri Jambi juga mengkonsumsinya.
Dari ajang inilah berikutnya menular begitu cepatnya virus kultural barat yang serba ekspresif dan bahkan tidak jarang lebih tepat disebut bombastis, sensasif, dan vulgar. Para putri penari pada sub genre ini bergerak begitu sensual, hanya beda tipis dari tari striptease.

Mereka pakai baju, sementara para stripteaser tak mengenakan busana apa-apa. Sementara kalau soal geraknya, tak jarang jauh lebih seronok dan vulgar ketimbang tarian ngebor-nya inul, gaya patah-patah-nya Anisa Bahar, gaya Uut Permatasari, Dewi persik dan para artis dangdut lainnya, yang dulu keberadaannya sempat membuat gerah seorang Rhoma Irama itu.

Tapi anehnya, sekali lagi anehnya, meski sudah tahu begitu senonoh gaya para penari yang masih remaja belia itu, tetap saja tak ada pihak yang mampu dan mau melarang kehadirannya. Para orang tua tak ada yang mampu mencegah anak gadisnya menarikan gaya itu. Para pemuka adat dan agama pun hanya mampu memberikan nasihat, pemerintah samasekali seakan tak pernah mempedulikan fenomena itu, bahkan parahnya lagi pihak sekolah pun seperti samasekali tak terusik oleh kondisi itu.

Buktinya, pada moment perpisahan sekolah-sekolah di Jambi yang marak digelar sebulan belakangan ini, tak satu pun Pentas Seni (Pensi) yang di selenggarakan sekolah-sekolah itu yang bebas dari keberadaan budaya pop satu itu. Semua panggung, dipastikan ada diisi oleh dance itu.

Nah, sudah sedemikian, apakah lagi yang selanjutnya bisa dilakukan publik Jambi kini, selain hanya berusaha keras menahan mata untuk tidak melirik ke aksi yang begitu erotik itu. Selanjutnya, tergantung kepada kadar iman yang melihatnya lagi yang menentukan, akan ada akibat atau dampak apa selanjutnya pada peri kehidupan masyarakat yang lebih luas. Dan, semua kini kembali kepada masing-masing diri kita. Bagaimana dengan lingkungan anda?!...... y**

Label:

posted by pojokjambi @ 11.00  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
 
Support
Busby Seo Test Page
About Me


Name: pojokjambi
Home: Jambi, Jambi, Indonesia
About Me: Hanya anak desa yang mencoba hidup dipinggiran kota....
See my complete profile

Previous Post
Dedi Jambi

Buat Lencana Anda
Archives
Links populer

ShoutMix chat widget
Links jambi

Search Engine Optimization and SEO Tools
Add to Technorati Favorites
Tamu yang berkunjung se endonesya
Template n group by
Blogger Templates Cara Membuat Blog
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia


Earn $$ with WidgetBucks! Click Here to Advertise on My Blog Get Chitika eMiniMalls
Daftar BidVertiser.di Sini. Cara Mudah Dapat Dolar The World is Talking, Are You Listening?
AgoraVox Author Blogger Indonesia Free Domain Subscribe in Bloglines
Reviewmu.com