Selasa, 07 September 2010 |
Pesimis dengan Perbatasan Negara |
Klaim Wilayah
Ketika konflik perbatasan Indonesia vs Malaysia yang mencuat akhir-akhir ini menjadi perbincangan publik, saya pesimis dengan terselesaikannya perundingan perbatasan tersebut. Meskipun 6 september 2010 Menlu di ke dua Negara mengadakan perundingan membahas tentang konflik di perbatasan. Karena, penetapan perbatasan di kedua belah pihak adalah pekerjaan yang sangat berat, rumit, dan menyita waktu yang sangat lama.
Tidak usah jauh-jauh mengurus tentang perbatasan Negara, perbatasan antar provinsi saja masih banyak yang belum terselesaikan dari 1945 – 2010 ini. Masalahnya, sengketa perbatasan adalah sengketa harga diri masing-masing pemimpinnya. Dari tingkat rendah sampai tingkat atas, perbatasan merupakan masalah yang pelik. Ada apa ini?
Yang saya ketahui, di Provinsi Jambi saja, batas-batas provinsinya juga belum jelas kok, antara Jambi-Sumatera Barat (sengketa di Kabupaten Muarobungo), Jambi-Sumatera Selatan (sengketa di Kabupaten Sarolangun), Jambi Pekan Baru (sengketa perebutan Pulau Berhala). Ini merupakan bukti bahwa ketidak tegasan para pejabat Negara yang menetapkan batas dengan secara jelas. Yang akhirnya, masalah ini diambangkan saja sampai berlarut-larut. Dan mungkin masih banyak provinsi-provinsi lain yang mengalami kasus serupa.
Efeknya, masalah yang berlarut-larut ini akan menimbulkan konflik. Dan tentunya, jika konflik terjadi maka banyak akan mengeluarkan dana besar. Dana besar yang diperuntukkan untuk pebangunan juga bisa tersedot hanya untuk mengurus kasus satu ini.
Kelemahan Pemimpin Negara
Yup, perbatasan antar Negara. Kelemahan inilah yang membuat presiden makin tersudut jika membiarkan secara terus menerus. Karena, saya sangat pesimis dengan perundingan di Kinabalu Malaysia untuk menyelesaikan perbatasan wilayah kedaulatan Negara kita dengan Negara tetangga bisa menguntungkan kedua pihak. Dan tentunya, serupa dengan penyelesaian perbatasan provinsi yang terus diambangkan hingga waktu yang tidak ditentukan. Disini, pemerintah belumlah piawai dalam penyelesaian perbatasan antar apapun.
Jika dicermati, masalah ini bisa membuat oposisi pemerintah bangkit untuk melancarkan kritikan-kritikan kepada presiden tentunya. Dan ini merupakan masalah yang serius, karena menyangkut tentang kedaulatan Negara. Berbicara tentang kedaulatan Negara, tidak semata hanya urusan pemerintahan. Tetapi, rakyatpun akan bertindak melalui demonstrasi-demontrasi atau dengan caranya sendiri. Pada akhinya, anggota DPR akan terus menyoroti kasus ini dan bisa melemahkan kredibitas pemerintah Negara.
Lalu apa yang akan presiden katakan kepada rakyat jika penyelesaian perbatasan tidak tuntas??.. |
posted by pojokjambi @ 13.02  |
|
|