Blog Advertising
Kamis, 18 September 2008
Bocah TK Tewas Tertembus Peluru Petugas
Tadi malam ketika saya sedang me layout halaman koran, tiba2 terperanggah ketika membaca berita ini, boleh dibilang saya sudah terbiasa dengan berita-berita kekerasan, kriminal, pencabulan, korupsi, atau yang berdarah-darah, dan yang (maaf) berlendir-lendir.

Tapi baru kali kedua ini saya shock saat membacanya, yang pertama kali ketika berita tsunami di aceh yang meluluh-lantakkan ribuan manusia dan berita satu ini, seorang bocah tewas tertembus peluru, sedih rasanya ketika mengetahui keluarga yang hidup pas-pasan dan harus menjalani hukuman, ditambah lagi harus merelakan seorang anak tanpa dosa hilang nyawanya akibat oknum yang sangat2 lalai. (saya rasa oknum tersebut bukan lalai lagi, tapi sudah GILA dan sangat2 GILA tanpa pri kemanusiaan).

Jangan anak kecil dong kalau mau nembak orang, masih banyak para penjahat lain, koruptor, rampok, bandar judi, bandar narkoba atau cari musuh sekalian yang benar2 sepandan secara gentelman.
Dengan alih-alih peluru nyasar, kok kesannya seperti pengecut!!!!!!!!! yang memuakkan.


berikut berita yang saya ambil dan bersumber dari jawapos dan detik.com

Bocah TK Tewas Tertembus Peluru Petugas

Ibunya Terluka Bersama Napi yang Jadi Jukir

BOJONEGORO - Seorang bocah tewas dan dua orang terluka tembak akibat muntahan senjata laras panjang jenis SS1-V2 milik Bripda Suprianto, anggota Samapta Polres Bojonegoro, di lapas setempat sekitar pukul 10.30 kemarin (18/9).
Korban tewas adalah Sri Wahyuni, 6, warga Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngraho. Sedangkan korban luka adalah Aziz Sulaiman, 26, napi yang menjadi juru parkir (jukir) di depan lapas, dan Supatmi, 30, ibu korban tewas.

Tragedi itu bermula saat Bripda Suprianto bersama Bripda Aris Wahyu sedang bertugas mengawal tahanan di lapas tersebut yang akan diajukan ke meja sidang. Saat itu Suprianto menunggu para tahanan dipersiapkan menuju mobil. Dia duduk di ruang piket lapas.
Saat menunggu itu dia meletakkan senjata sambil memeganginya dengan tangan kiri di pangkuannya. Sedangkan tangan kanannya asyik memainkan HP untuk kirim SMS. Tiba-tiba, senjata tersebut meletus.

Peluru kaliber 5,7 milimeter yang keluar dari senjata laras panjang itu menembus pintu lapas yang terbuat dari kayu. Peluru kemudian menembus paha kanan Aziz Sulaiman, warga Desa Tinawun, Kecamatan Malo, yang saat itu sedang bertugas sebagai juru parkir di depan lapas yang terletak di Jalan Diponegoro, Bojonegoro, tersebut.
Setelah itu, peluru yang sama memangsa korban kedua. Yakni, Sri Wahyuni. Bocah berusia 6 tahun yang masih duduk di bangku TK ini tertembus peluru di dada kanan hingga ketiak serta bahu kirinya. Keluar dari bahu kiri Sri Wahyuni, peluru melesak dan bersarang di panggul kanan Supatmi, 30, yang tak lain juga ibu Sri Wahyuni.
Saat itu, Supatmi bersama anaknya tersebut baru turun dari becak hendak membesuk suaminya yang tak lain ayah Sri Wahyuni, yakni Suli, yang ditahan di lapas setempat terkait kasus dugaan pencurian kayu jati.

”Saya kaget karena mendengar suara ledakan, dan ketika saya lihat Supadmi dan Sri (Wahyuni) sudah tergeletak berlumuran darah,” kata Sumirah 50, tetangga Supatmi.
Akibat kejadian itu, semua korban kemudian dilarikan ke RSUD dr R Sosodoro Djatikoesoema Bojonegoro. Sedangkan TKP segera dipasangi police line oleh petugas polres setempat.
Humas RSUD dr R Sosodoro Djatimoesoema Bojonegoro drg Thomas Djaja menerangkan, Sri Wahyuni tewas akibat tertembus peluru dari dada kanan menembus ketiak dan lengan kiri atas. ”Luka pada dada kanan berdiameter 1 cm, ketiak kiri 0,5 cm, dan lengan kiri atas 2 cm,” terang Thomas.

Akibat tertembus peluru itu, lanjut Thomas, diperkirakan ada beberapa bagian organ vital Sri Wahyuni yang rusak. Sebab, peluru itu masuk dari puting kanan dan menembus ketiak serta lengan atas kiri. Pada bagian-bagian itu terdapat organ vital yang dilalui.
Sedangkan Supadmi segera dioperasi. Operasi ini untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di panggul kanannya. ”Untung, lukanya tidak terlalu dalam, sehingga tidak menembus tulang panggul dan organ kewanitaannya,” terang Thomas. ”Meski demikian, korban masih menjalani perawatan hingga satu pekan ke depan,” tambahnya.
Supadmi mengaku tidak tahu persis asal peluru yang menembus dada anaknya dan akhirnya bersarang di panggul kanannya itu. ”Saat itu saya baru turun dari becak untuk menjenguk suami saya di rutan (lapas),” kata dia saat ditemui di ruang UGD RSUD Bojonegoro kemarin.
Beberapa saat setelah turun dari becak, lanjut dia, dirinya kemudian menunggu di sisi kanan dekat pintu masuk. Tiba-tiba anaknya jatuh tersungkur berlumuran darah. Dia juga merasakan sakit luar biasa di panggul kanannya.

Sedangkan Aziz mengaku awalnya tak sadar jika paha kanannya telah tertembus peluru. ”Saat itu saya kaget mendengar ibu itu menjerit karena anaknya roboh. Saat melihat paha saya, ternyata juga bolong dan berdarah,” katanya.
Kapolres Sangat
Menyesalkan
Kapolres Bojonegoro AKBP Agus S Hidayat usai memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP) meletusnya senjata polisi di lapas setempat kemarin (18/9) menyatakan bahwa kejadian tersebut sangat tidak diinginkan. Dia juga sangat menyesalkan peristiwa itu.
Berdasarkan hasil olah TKP, kata dia, peluru senjata serbu standar Polri yang dibawa Bripda Suprianto, anggota Samapta Polres Bojonegoro, tersebut setelah menembus pintu gerbang lapas langsung mengenai tiga korban yang berada di luar lapas. ”Jadi, tidak ada recorset (pantulan). Hanya tembus pintu dan kena tiga orang, apalagi jaraknya kan cukup dekat,” jelasnya.
Atas kejadian itu, lanjut dia, Bripda Suprianto langsung diamankan dan dimintai keterangan. Dia meyakinkan akan memproses kejadian tersebut sampai tuntas. ”Atas kelalaiannya dia (Suprianto, Red) memang harus bertanggung jawab,” katanya.
Mengenai kemungkinan meledaknya senapan buatan Pindad Bandung itu Kapolres menyatakan masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut. Dia mengaku belum tahu, apakah senjata tersebut dalam keadaan terkokang atau pemicunya tersentuh. ”Itu nanti setelah semua penyelidikan selesai,” ujarnya. Kepada para korban dan keluarganya dia menyatakan ikut berbela sungkawa. Dia juga datang ke rumah keluarga korban. ”Untuk santunan masih kita usahakan, yang jelas ada,” katanya. (ade/dim/jpnn)

sumber berita : jawapos
sumber foto: detik.com

Potret Pencuri Kayu yang Anaknya Diterjang Peluru Polisi

Belum pernah terpikirkan sekalipun di benak keluarga Suli (35) warga Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngraho, Bojonegoro akan menjalani kehidupan dengan kesusahan yang berganda. Tepat enam hari setelah dipenjara, anak kedua Sri Wahyuni (6) pergi untuk selamanya karena peluru nyasar setelah senapan milik Bripda Supriyanto. Suli adalah sesosok pria desa yang pendiam dan selalu menolong tetangga-tetangganya. Sehari-hari ia bekerja sebagai buruh tani. Nah untuk menambah penghasilan, Jumat (12/9/2008) lalu ia mencuri kayu di hutan jati dekat rumahnya.

Ia tertangkap oleh polisi hutan dan menjalani proses peradilan dengan tuduhan illegal logging atau pencurian kayu. Ia bukanlah pencuri ulung yang pekerjaannya mencuri kayu dalam jumlah yang besar layaknya para cukong selama ini. Sehingga tatkala polisi hutan memergokinya bapak dua anak itu tidak bisa menghindar.

Setelah tertangkap ia dititipkan polisi ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bojonegoro. Enam hari berlalu, Kamis (18/9/2008) siang, istrinya Supatmi (30) dan buah hatinya membesuk Suli di Lapas Bojonegoro. Tak disangka Sri Wahyuni yang bersama ibunya naik becak meninggal dunia setelah dadanya ditembus peluru dari senapan Bripda Supriyanto yang sedang bertugas mengawal napi di lapas tersebut.

Sedangkan istrinya juga terkena peluru dan bersarang di pinggul, namun tidak tewas. Kejadian ini tentu saja membuat sanak saudara kaget bukan kepalang. Tangis histeris menyambut jenazah di rumah sederhanya. Rumah Suli memang jauh dari mewah. Rumah itu berukuran 8x5 meter dengan dinding terbuat dari kayu.

Lantainya hanya beralas tanah, kotor dan berdebu. Di dalam rumah itu tidak ada hiasan dinding ataupun perabotan sebagaimana rumah biasanya. Di kamar tamu hanya ada dipan (tempat tidur) berlapiskan tikar kusam. Di rumah itu Suli tinggal bersama Supatmi dan kedua anaknya Muhammad Udin (8) dan (Alm) Sri Wahyuni. Di belakang rumah pria berambut cepak dan tubuh kekar ini terdapat hamparan hutan jati yang sudah gersang. Wiji, kakak ipar Suli saat berbincang dengan detiksurabaya.com mengakui keluarga Suli tidak pernah sekalipun terlibat dengan kepolisian atau pelanggaran hukum.

Keluarga ini terkenal pendiam namun peduli dengan tetangga. "Itulah yang kerap diutarakan tetangga-tetangganya. Jadi dengan kasus ini membuat keluarga besar terkejut," ucapnya seraya mengusap kedua matanya yang sembab. Keluarga Suli pun menuntut agar polisi yang telah berbuat lalai yang mengakibatkan korban jiwa ini dihukum seberat-beratnya. Pasca kejadian itu, polisi menangguhkan penahanan Suli hingga batas waktu yang tak ditentukan. (gik)

sumber berita: detik.com sumber foto: detik.com

berita terkait
posted by pojokjambi @ 10.06  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
 
Support
Busby Seo Test Page
About Me


Name: pojokjambi
Home: Jambi, Jambi, Indonesia
About Me: Hanya anak desa yang mencoba hidup dipinggiran kota....
See my complete profile

Previous Post
Dedi Jambi

Buat Lencana Anda
Archives
Links populer

ShoutMix chat widget
Links jambi

Search Engine Optimization and SEO Tools
Add to Technorati Favorites
Tamu yang berkunjung se endonesya
Template n group by
Blogger Templates Cara Membuat Blog
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia


Earn $$ with WidgetBucks! Click Here to Advertise on My Blog Get Chitika eMiniMalls
Daftar BidVertiser.di Sini. Cara Mudah Dapat Dolar The World is Talking, Are You Listening?
AgoraVox Author Blogger Indonesia Free Domain Subscribe in Bloglines
Reviewmu.com